Meninggalkan atau Ditinggalkan ?

Kita sebagai manusia yang hidup di sekelilingi oleh banyaknya pilihan. Cuma satu jawaban yang selalu tertera IYA atau TIDAK. Begitu pun untuk masalah hati. Ketika ada seseorang lelaki yang menyatakan cinta kepada wanita yang dia sukai, jawaban wanita tersebut hanya IYA atau TIDAK. Setelah langkah awal berhasil dengan jawaban masing-masing,melalui perjalanan yang cukup panjang,masalah pun berdatangan hingga akhirnya munculah akhir dari hubungan tersebut. Memilih MENINGGALKAN atau DITINGGALKAN....
Ini kisahku. Kisah wanita yang tidak merasa kalau dia di cintai dua lelaki di waktu yang bersamaan. Dua lelaki yang memiliki hati yang tebal. Mengagumi dari jauh, menyimpan dalam-dalam dan mengungkapkan tanpa janjian di waktu yang bersamaan. Hebat. 
Mereka mencintai diriku yang tidak peka, menyayangi ku lebih dari status teman yang sudah kita jalani. Benar kata orang, hati-hati kalau wanita berteman dengan lelaki. Semula mereka memang berteman, cepat atau lambat di antara mereka akan ada yang menyimpan perasaan satu sama lain. 

But this my story, D'Journeys..

Aku pernah meninggalkan salah satu lelaki yang sudah ku ceritakan atas. Jahat ya aku sebagai wanita. Meninggalkan seorang lelaki yang sudah menyimpan cukup lama, sampai dia pun sudah membuat pengalihan akan perasaannya dia terhadap aku si wanita kurang perasa (mungkin pelarian lebih tepatnya). Untuk memperkuat aku meninggalkan dia sudah jelas terasa masalah-masalah yang kami alami selama hampir 3 tahun. Tapi, itulah aku yang selalu memendam. Mendengarkan cerita teman-teman yang jadi bahan pertimbangan. Iya mungkin bisa di bilang ini keputusan sepihak. Tapi aku sudah meyakinkan untuk mengucapkan "kita udahan ya" sudah bulat. Dua bulan lamanya. Harinya pun tiba dan kalimat itu aku lontarkan. 
Tak ada seorang pun yang terima jika pasangan kita memutuskan secara sepihak dengan alasan yang tidak jelas (menurut lelaki itu). Tapi buat aku pribadi semua sudah jelas, hubungan kita sudah tidak bisa lanjut lebih lama lagi. Kalau di lanjutkan akan menyakiti satu sama lain atau bisa di bilang membohongi perasaan satu sama lain. Sudah menjalin hubungan yang tidak sehat bukan ? 
Aku pribadi memiliki pembelajaran dari hal Meninggalkan ini. Aku yang masih sayang (waktu itu) dan bimbang harus bertahan dalam hubungan yang sudah di ujung tanduk. Sesuatu hal itu tidak harus di paksakan. Jika memang sudah tidak baik, silahkan bicarakan baik-baik. Jika memang tidak memiliki solusinya, yasudah hubungan kalian akan berakhir begitu saja. Dan hal yang terpenting, aku yang pernah jujur setelah satu bulan berakhirnya hubungan itu kalau aku masih belum terbiasa, dia yang masih selalu di pikiran. Walau jawaban dia cukup menyayat hati, tapi aku menganggap itu mungkin hukuman buat aku yang sudah mengakhiri hubungan ini. Tapi namanya wanita punya banyak cara untuk menghibur lara di hati yang hingga akhirnya aku bisa menerima dia lagi sebagai teman. Kembali seperti status aku dan dia yang berawal dari teman. Walau tak se-intens dulu, tak apa. Aku yang terus berusaha menjadi temannya yang baik walau respon dia tidak baik. 

Dan tak ketinggalan juga setelah aku meninggalkan, aku pun ditinggalkan. Malangnya nasib aku. Cukup lumayan cepat buat aku menemukan kekasih baru. Ceritanya masih sama, dengan lelaki berbeda namun jalan cerita dia bisa menyukai ku hampir sama. Kami berawal dari teman. Bahkan yang sudah di ceritakan di awal (dua lelaki yang menyatakan dalam waktu yang bersamaan tanpa janjian) lelaki ini lebih dulu yang menyatakan, namun sebelumnya sudah ku abaikan karena alasan yang jelas sudah menjadi prinsipku (lelaki sebelum ini juga sudah aku tolak empat kali). Lelaki ini kembali, bahkan bisa di sebut masih menyimpan rasa. Selama aku menjalani dengan lelaki itu selama 3 tahun, selama itu pula lelaki satu ini masih menyimpan perasaan dengan ku. Malangnya nasib mu bro, mencintai wanita yang tidak peka ini. 
Tapi hasil tidak mengecewakan usahanya dia selama ini. Lelaki ini sanggup buat aku tidur tidak nyaman, karena sebulan lamanya harus meyakinkan bahwa dia masih menyimpan rasa selama empat tahun lamanya. Dan aku harus benar-benar meyakinkan diri bahwa aku pun juga jatuh cinta kembali.

Jatuh cinta kembali, setelah terpuruk dari gagalnya ikutan sidang, nungguin kakak operasi caesar sampai akhirnya jadi pengangguran. Semua di lalui, pasti ada jalannya masing-masing. Memulai kisah cinta kembali dengan lelaki yang berbeda pastinya, menjalin dengan lelaki yang setia sekali dengan perasaan dia ke aku. Lelaki yang pandai untuk menyembunyikan perasaannya sendiri.

Tiga bulan sudah dilalui, komunikasi yang naik turun, masalah yang sudah ku tebak akan datang lagi menjadi bencana buat aku. Aku yang mempunyai firasat, walau di awal tak percaya dan berdoa agar tidak terjadi ternyata terjadi. Hal yang memang dari dulu sudah ku hindari terjadi di hubungan kali ini. Yang mengharuskan aku sepakat untuk Ditinggalkan oleh dia. Dengan berat hati aku mengiyakan kesepakatan yang sejujurnya aku tidak mau. Karena balik lagi, sesuatu yang di paksakan ujungnya tidak baik. 

Mungkin beberapa dari kalian merasakan ini, aku dan dia berbeda. Kami berbeda keyakinan di tengah-tengah hubungan kami. Hal itu yang sudah aku hindari sejak aku SMP. Background keluarga aku yang sudah punya perbedaan keyakinan menjadi alesan terbesar aku tidak menjalin hubungan beda agama. Sama seperti di awal aku yang mengabaikan perasaan dia sehingga dia menyimpan cukup lama yang di ujung tetap berakhir karena perbedaan. Dengan lelaki ini, alasan aku hanyalah perbedaan keyakinan. 

Rumit bukan untuk soal kehidupan percintaan. Yang selalu di sandung dengan masalah, yang di sandung dengan beberapa pilihan. Tapi ambil sisi positive-nya. Bahwa semua masalah dan pilihan akan menjadikan diri kira untuk berpikir dewasa, berpikir sebelum bertindak supaya tidak jatuh di lubang yang sama. Pendewasaan diri perlu. Melangkah maju, bukan melangkah mundur. Makanya pendewasaan pikiran sangat penting. Hingga akhirnya semua doa dan usaha tidak pernah mengkhianati hasilnya. Setelah bergalau-galau ria gagal lagi menjalin hubungan lagi, curhat-curhat di Radio selama satu jam dan menghibur diri. Akhir dari cerita ini menyenangkan. Aku merasa bukan menjadi diri aku. Aku berani jujur,berbicara dan tidak memendam supaya tidak menjadi penyesalan nantinya. 

Waktu itu, aku dan lelaki ini berbicara dari hati ke hati, jujur dan menjadi moment langka buat diri aku sendiri. Lelaki ini jujur bahwa dia masih mencintai dan dia tau tindakan dia salah. Sudah mengecewakan banyak orang termasuk keluarga dan teman-temannya. Termasuk aku yang juga kecewa sama dia, yang aku anggap masalah dia yang satu ini sudah selesai. Aku mencoba jujur, aku rasa cukup untuk memendam rasa kecewa dan memendam rasa masih sayang. Aku yang mencoba menghapus rasa memendam walau masih ada beberapa yang di pendam. Aku bangga sama diri aku yang bisa jujur sama perasaan sendiri terhadap orang lain. Yang menjadi langkah awal untuk memulai kembali. Menghapus semua kesalahan yang sudah di perbuat dan berakhir aku dan dia menyatu kembali dengan langkah Bismillah kembali, dia kembali ke agamanya dia. Walau aku tau, masih ada keraguan apakah ini benar nyata dan tulus dari hatinya, aku serahkan semua sama Allah.

Sampai sekarang, rasa ini masih sama bahkan semakin dalam dan yakin atas rencana Allah. Aku yang tidak selalu ada di sampingnya tapi selalu mendoakannya setiap 5 waktu fardhu ku. 

Ingat, jangan pernah menyesal atas pilihan kalian dalam memilih pilihan. Setiap pilihan pasti ada konsekuensinya dan hikmahnya. Jalani dan bersyukur, jika semua berjalan baik atau tidak. Hidup kita rumit, banyak pilihan yang menuntut untuk memilih. Jadi jangan pernah menyesal yaa...
Semangaaat !!!!

Ending ~~~

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Feedback dan Contoh Feedback Dalam Film “The Admiral Roaring Currents”

Selamat Bertambah Usia

Lava Cakes