Hi, Apa Kabar ?

Halooo.....


Sudah lama tidak bercerita tentang mu dalam buku harian umum ini. Aku rasa tak apa menceritakan tentang kita (lagi) yang sudah tidak terjalin. Yang aku ingat aku menceritakan tentang mu di hari lahir mu. Saat ini, aku akan menceritakan bagaimana aku selama sembilan bulan tidak terhubung dengan mu. 

Sembilan bulan yang lalu, dengan tenaga yang aku punya, cerita yang kita lalui, perjalanan tiga tahun satu bulan kita, tawa tangis kita, dan tentang perasaan terpendam ku yang sebenarnya kamu ketahui. Aku menyayangi sebagaimana yang sudah kita lalui selama itu. Putus nyambung hubungan kita, perbedaan agama yang pernah kita lewati, kehilangan salah satu keluarga mu, mengenalkan mu ke keluarga ku, semua terkenang manis dalam benak ku. Pada saat itu, harus ku akhiri semuanya hubungan yang tidak sebentar dan terpaut terlalu jauh. 

Ku yakinkan diri ku dalam-dalam. Untuk memberikan pernyataan bahwa hubungan kita harus sudahi. Sudah banyak pernyataan yang selalu aku simpulkan sendiri, pernyataan-pernyataan bahwa aku harus lebih sabar, harus lebih memahami mu lebih dan lebih. Meninggalkan mu sendirian tanpa ku ketahui fungsi aku apa sebagai pasangan mu. 

Yang hanya bisa membiarkan mu dalam kegelapan, memberi mu waktu sendiri lebih banyak padahal aku mau, aku support kamu. Meyakinkan mu bahwa semua akan baik-baik saja, kamu akan terbiasa dengan semuanya. 

Kalau memang mau mu seperti itu, tak salah jika aku menyudahi semuanya. Karna ada aku bisa merepotkan mu. Aku harap, tanpa aku semua masalah kamu berkurang dan kamu tidak perlu pusing untuk memikirkan aku. Sudah terlalu banyak yang kamu pikirkan, tanpa aku berkuranglah satu hal dalam pikiran mu. 

Sekarang kamu tidak perlu repot ijin menghilang lebih dari 5 hari dan aku tidak repot untuk mengkhawatirkan mu. Sekarang kamu tidak perlu repot kalau bepergian ajak aku dan aku tidak repot untuk memikirkan hal gimana buat kamu senang kalau kita lagi kencan. Dan sekarang terlihat kamu nyaman dengan itu dan seperti sudah terbiasa tanpa aku. 

Aku senang melihatnya, tidak dengan hati ini. Aku selalu meyakinkan diri untuk terus merasa tidak apa-apa kalau memang perasaan ini belum bisa untuk tidak memikirkan mu. Untuk tetap mengkhawatirkan mu dari jauh. Terlihat baik-baik saja agar tidak terlalu di pikirkan oleh mu (itupun kalau terlintas dalam benakmu). 

Sekarang hobi ku adalah mencari pelarian. Sejauh dimana kaki ku bisa melangkah, sejauh itu pun bayang mu menghantui. Hobi ku sibuk, mencari kegiatan yang bisa mengalihkan pikiran tentang mu. Menjauh dari sosial media beberapa kali pun aku lakuin. Namun tidak untuk mendekati siapapun. Memiliki aplikasi dating pun hanya sebuah kepunyaan dan sebenarnya hanya memenuhi aplikasi di handphone saja. Yang jelas, aku mencari hiburan untuk pengalihan. 

Bisa disimpulkan bahwa kamu masih menghantui. 

Ada satu cara untuk menceritakan secara intimate. Dimana detail perasaan ini tercurahkan. Tidak dengan buku harian umum, buku harian yang tersusun rapih di rak buku, my human diary atau note handphone. Seperti berbicara empat mata dengan mu, namun fisik mu tak ada. 

Yang pasti, aku lakukan itu supaya aku bisa mengontrol self emotion ku. 

Tak apa, 

Tak apa dengan aku yang sekarang

Terlihat baik-baik saja untuk menutupi masalah

Mencari tempat hiburan untuk sebuah pelarian

Berdoa, untuk tetap merasa dekat dengan mu

Melakukan hal yang positif apapun itu asal ada senyum yang terlihat dari wajah ku

Dan kamu, 

Semoga kamu selalu senantiasa sehat dan dimudahkan segala urusannya. 









Salam

Di

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Feedback dan Contoh Feedback Dalam Film “The Admiral Roaring Currents”

Selamat Bertambah Usia

Lava Cakes