My First Love

Aku tak tau ini  bisa dibilang cinta monyet atau hanya cinta pada pandangan pertama saja. Kisah ini akan aku tuangkan dalam tulisan. Bisa dibilang awal mula aku mengenal suka atau cinta atau sayang tapi whatever-lah. Yang terpenting mengungkapkan dalam tulisan merupakan cara untuk menyampaikan bukan ?
Ini kisahku kurang lebih 10 tahun yang lalu, tepat waktu aku kelas 6 SD sedangkan umurku pada saat itu entahlah umur berapa. Pada masanya kelas 6 Sekolah Dasar (SD), semua sibuk dengan belajar, les, belajar, les dan grogi dengan Ujian Nasional. Tapi, setelah semua dijalani dan satu per satu terlewati semua berjalan sesuai dengan harapan masing-masing anak kelas 6 SD pada umumnya.
Waktu kosong pun ada untuk murid kelas 6 SD karena setelah mereka melewati semuanya dengan usaha masing-masing, mereka memiliki class meeting. Dimana class meeting di lakukan dengan kegiatan olahraga, nge-games, ngegabut (kalau zaman sekarang bilangnya seperti itu), bahkan sampai ada meeting khayalan se-geng yang ngobrolin soal perpisahan kelas 6 SD.
Sebenarnya aku sendiri lupa kejadian pada saat itu seperti apa, yang aku masih ingat adalah aku memiliki satu teman dekat (ya walau sekarang enggak begitu dekat tapi kita masih kontak-kontakan lewat facebook) namanya Krisna.
Dia bercerita kalau dia menyukai teman satu kelas dan Krisna bertanya kepadaku, “yan, kalau lu suka sama siapa dikelas ?”. Pada saat itu aku menyebut banyak banget tapi aku sadar diri kalau mereka semua suka sama cewek yang satu kelas dengan kita juga dan semua lelaki yang aku sebutkan merupakan khayalan ku saja.
Tapi ada yang bikin aku yakin dengan satu laki-laki ini. Dia tidak seganteng dengan lelaki yang aku sebutkan ke Krisna (maklum zamannya anak SD lihat cowok yang putih + ganteng langsung di taksir). Entah kenapa aku memilihnya tanpa alasan apapun dan langsung menyebutnya.
Setelah perbincangan yang lumayan lama dan bikin  banyak orang penasaran, aku dan Krisna menuliskan surat untuk mereka yang kita kagumi lebih tepatnya bukan yang kita cintai. Dan akan kita kasih ke orang yang kita kagumi itu nanti, ketika waktu perpisahan tiba.
Singkat cerita.....
Tibalah waktu perpisahan, memang waktu perpisahan adalah moment yang sangat kami tunggu-tunggu bagi anak SD kelas 6. Karena mereka menyadari masa-masa sekolah dasar mereka sudah berakhir dan akan beranjak remaja dan ke jenjang selanjutnya demi menggapai cita-cita yang tinggi. Di waktu keberangkatan memang saya dan Krisna biasa-biasa saja. Tak ada obrolan yang serius hanya saja membicarakan “ingin melanjutkan di SMP Negeri atau Swasta ?’’.
Lokasi perpisahan kami di puncak, lebih tepatnya ada salah satu teman kita yang memiliki villa di daerah puncak dan memberikan free ke sekolahan kami untuk mengadakan pelepasan kelas 6 SD.

Singkat cerita.....
Malam tiba, setelah waktu siang dan sore kami lakukan untuk bermain, bersantai, bahkan bermanja-manja dengan kasur. Acara malam kami yaitu bertukar kado dan bersedih-sedih ria. Pada saat tukar kado, aku pribadi mengharapkan kado ku di dapat olehnya. Tapi itu semua hanya khayalan semata sih dan jatuh ke teman sekelas, tak apa setidaknya kado ku membuat orang lain berkesan lah. Bersedih-sedih ria pun tiba, memyanyikan lagu pelepasan, menceritakan kesan dan pesan selama ini, bersalam-salaman dan terakhir acara bebas sampai jam 10 malam.
Ini kesempatan untuk aku dan Krisna untuk mengungkapkan rasa kagum itu. Tidak banyak omong, aku dan Krisna memberanikan diri. Yang pertama melakukan adalah Krisna. Karena aku tau dia tomboy dan bodo amatan (bisa dibilang pada saat itu enggak punya malu mungkin ya hahahahaha). Krisna mengungkapkan itu semua ke lelaki yang dia kagumi dan respon lelaki itu bagus. Dia memiliki rasa yang sama ternyata namun jawabannya dia adalah dia memang mau nyatain cintanya sama Krisna sebenarnya pada saat itu, tapi Krisna lebih dulu dan keesokan harinya si lelaki itu menyatakan cinta ke Krisna dan diterima oleh Krisna. Ahh.. so sweet.
Sedangkan nasibku, pada malam itu aku tak mengungkapkan rasa kagumku. Karena sebelum kejadian perpisahan ini terjadi, surat untuknya sudah iya baca dan pada saat dia baca dia sudah dengan kekasihnya yang ternyata adik kelasku. Sedih rasanya tapi aku tak bisa berbuat banyak. Tapi, pada saat perpisahaan dia sudah tidak dengan adik kelasku itu melainkan dia sedang jomblo dan dia mendekati teman sekelasku.
Dia ngobrol denganku namun aku hanya diam saja dan mengelak bahwa aku tak mengaguminya dan pada saat itu aku hanya bilang “itu semua keisengan Krisna saja” (bodohnya aku pada saat itu).
Dia tetap berusaha membuat aku jujur bahkan dia tetap mengejar ku di kala aku menuju kamar untuk beristirahat. Bahkan sms aku untuk cepat tidur. Romantisnya tapi aku tak bisa berharap banyak dengan lelaki yang aku kagumi ini.
Keesokan harinya, hari terakhir di Villa Puncak. Tapi menyambut pagi dengan sarapan dan canda tawa dengan guru. Krisna dengan kekasihnya sedangkan aku di samping Krisna dengan guru-guru yang lain. Tapi, ada yang berusaha untuk sarapan bareng denganku. Tapi aku menolaknya.
Sarapan sudah selesai. Acara bebas dan santai. Aku, Krisna dan kekasihnya memanfaatkan waktu terakhir di Villa dengan kesawah, dengan jalan-jalan pagi dan melihat Krisna dan kekasihnya bermesra-mesraan sedangkan aku, ya bisa dibilang jadi obat nyamuk lah.
Aku melihat lelaki yang aku kagumi ini sedang asyik bercanda dengan teman sekelasku, mungkin lelaki ini menyukainya. Mungkin aku sekedar teman sekelasnya dan teman SD nya. Dan yang dipikiran aku, mungkin, mungkin dan mungkin. Kebanyakan mungkinnya tanpa kepastian.
Setelah berjalan menyusuri sawah belakang villa, kami semua pergi ke kolam renang. Karena melihat yang lain asik berenang dengan menarik guru-guru yang asik ngopi, ngobrol dan yang pasti belum mandi pagi.
Dan inilah keromantisan yang dilakukan kepadaku, dia menarik dan mendorong ke kolam renang. Karena aku tak bisa berenang, layaknya orang tak bisa berenang pada umumnya. Aku kelelep, terlebih airnya dingin dan kedalaman yang cukup lumayan dalam pada saat itu. Lelaki yang ku kagumi menolongku. Dan dia minta maaf kepadaku.
Tiba saatnya kami pulang, aku satu bus dengan lelaki yang aku kagumi itu. Dia berdekat dengan teman wanita sekelasku itu. Entah sengaja atau tidak. Lelaki ini menghampiri ku, dia ngobrol denganku dan aku bersikap biasa aja. Dia bilang “gua enggak ada hubungan apa” sama (tak dapatku sebutkan namanya)” terus aku hanya jawab, “lalu apa urusannya sama gua”.
Dari situ aku melihat muka kecewanya dia, apa aku salah menyampaikan. Tapi tidak, aku menyampaikan dengan benar. Bahwa tak ada urusannya dengan ku kalaupun dia tidak dengan wanita itu. Toh aku hanya mengagumi, menyampaikan isi hati ku kepadanya saja sudah cukup.
Setelah 3 hari dari perpisahan itu, aku dan lelaki itu bertemu disekolah. Karena ada pengumuman penting. Lelaki itu berbicara denganku, hanya ada aku dan lelaki itu. Dia bilang, dia akan melanjutkan sekolah di padang, aku lupa alasannya apa. Yang jelas, padang adalah kampung salah satu orang tuanya. Dan aku cuma bilang “jauh banget SMP nya disana”.
Mungkin karena pada saat itu masih kecil dan belum tau apa itu rasa ditinggal pergi jauh atau bahkan LDR-an. Karena saat itu juga, aku berhenti mengaguminya. Berhenti berharap yang indah-indah padanya. Namun, menjalin komunikasi yang baik sebagai teman SD itu sah-sah saja.
Setelah urusan sekolah selesai dan sudah tidak ada pertemuan dengan teman-teman sekelas. Aku ingat banget, pada saat itu hari minggu, seperti biasa kalau hari minggu aku sudah bangun pagi dan membersihkan rumah. Tiba-tiba, lelaki ini datang kerumah dengan sepedanya hanya ingin say goodbye dan bilang dia akan pergi ke padang dalam jangka waktu dekat. Tapi, aku menyuruhnya pulang. Aku takut sekali ketauan kakaku atau bahkan mama. Padahal cuma teman tapi kok sebegitu khawatirnya.
Tapi, aku dan dia tidak berhenti sampai disini saja. Setelah kejadian dia kerumahku, dia mengabari ku. Bahkan aku bingung, dapat darimana dia nomor handphone ku. Dia bilang dia sudah di padang dan dia suka padang. Dia bilang dia rindu kepadaku serta teman-temanku. Dari padang, dia menyampaikan perasaan dia sesungguhnya. Betapa konyolnya kita berdua. Punya perasaan yang sama tapi jujurnya ketika kita berjauhan. Tak apa, komunikasi yang baik bahkan membuat rindu aku dan dia terobati. Hingga akhirnya, kota padang mengalami bencana alam gempa bumi pada saat itu, aku kehilangan kontaknya. Aku coba hubungin nomor dia yang aku punya yang mengangkat bukan dia, melainkan orang lain yang katanya menemukan hape dan nomor telepon itu di jalan hingga aku putus asa dan berharap, semoga dia baik-baik saja dan keluarganya.
Drama banget ya, seperti di sinetron tv pada umumnya. Tapi itulah kisah cinta pada jaman SD. Masih polos belum tau kalau itu cinta atau bukan. Sayang juga bukan. Tapi lebih tepatnya mengagumi ya. Bukan juga di bilang cinta pandangan pertama atau cinta monyet. Yang ngerti ini hanya pakar cinta yang tau kisah di atas disebut apa.
Tapi dari cerita di atas, dimana menemukan cinta pertama ku. Yang ada hanya sepenggal cerita perpisahaan. Enggak ada cerita dimana aku dan dia bertemu. Dimana akhirnya aku mengetahui keadaannya kalau dia baik-baik saja.
Aku mulai mencarinya melalui akun facebook namun sayang sekali facebooknya sudah tidak aktif lagi. Menanyakan ke teman-teman sd yang lain. Setiap aku tanya mereka selalu menjawab mereka lost contact, tak tau kabarnya dan terakhir yang aku tau dia baik-baik saja.
Namun, saat ini sungguh mudah untuk mengetahui dia. Aku menemukan cinta pertamaku. Lelaki yang pertama kali aku kagumi. Dan kita satu grup sd di line tapi tidak untuk chat personal. Dari akun line itu, aku mengetahui kamu baik-baik saja ya dengan seorang wanita yang sekarang sudah menjadi kekasihmu.
Aku bukannya mengharapkanmu lagi. Bahkan untuk saling mengingatkan kejadian zamannya kita pada saat sd mungkin sudah lupa. Tapi itu hal masih saja ku ingat.
Tulisan ini ku ketik karena aku tau, ini kejadian konyol di umur yang masih sangat kecil. Masih polos dan tau-tauan aja soal cinta. Tapi itulah masa sd, menyenangkan dan terlalu polos.
Lucu bukan mengingat kejadian zaman waktu kita masih sd. Mengagumi lelaki yang kita bilang itu cinta monyet. Mengagumi lelaki yang ganteng dan putih. Masih harus melihat fisik lelaki baru kita mengagumi. Beda dengan sekarang yang sudah tumbuh dewasa. Yang fisik bukanlah yang dicari. Ketulusan dan keikhlasan menjadi tujuan dan seiman adalah yang pertama.
Sekian kisah lucu aku yang mungkin beberapa dari temenku sudah lupa tapi aku masih mengingatnya. Indahnya bukan cinta pertama, lelaki yang pertama ku kagumi itulah cinta pertama ku. Bukan lelaki yang menjalin hubungan atas dasar perasaan yang sama.
Aku mengingatnya bukan berarti aku mengingkannya. Melainkan, sekedar berbagi cerita polos tentu saja menjadikan kisah yang ada dalam hidupku selama ini.
Sekian.........

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Macam-macam Feedback dan Contoh Feedback Dalam Film “The Admiral Roaring Currents”

Selamat Bertambah Usia

Lava Cakes